Mahasiswa KKN Kolaboratif 210 Edukasi Petani Sukosari tentang Pengelolaan Limbah Sabut Kelapa dan Tembakau, Desa Sukosari, Kec. Sukowono, Kab. Jember, Jawa Timur
Ads 970x90
Sukosari, 7 Agustus 2025
Sukosari, Jember – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif Desa Sukosari, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, menggelar kegiatan sosialisasi pola asuh kepada Muslimat Darus Sa’adah pada Kamis, 7 Agustus 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para orang tua, khususnya ibu-ibu, mengenai pentingnya penerapan pola asuh yang tepat demi terciptanya keluarga yang harmonis dan bahagia.
Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa memperkenalkan konsep mindful parenting, yaitu gaya pengasuhan yang menekankan kesadaran penuh (eling) dalam mendidik anak. Konsep ini mengajak orang tua untuk hadir sepenuhnya secara mental dan emosional ketika berinteraksi dengan anak, sehingga hubungan yang terjalin menjadi lebih hangat dan positif.
Materi sosialisasi mencakup penjelasan mengenai beberapa jenis pola asuh yang umum diterapkan, seperti pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis. Setiap jenis pola asuh memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, namun jika tidak diterapkan dengan tepat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan anak, baik secara emosional maupun sosial.
Peserta juga diajak memahami dampak ketidaktepatan pola asuh, mulai dari anak yang kurang percaya diri, cenderung agresif, hingga kesulitan beradaptasi di lingkungan sosial. Dengan memahami risiko tersebut, diharapkan para orang tua dapat memilih dan menerapkan pola asuh yang selaras dengan kebutuhan anak serta nilai-nilai keluarga.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para anggota Muslimat Darus Sa’adah. Mereka menilai materi yang disampaikan bermanfaat dan relevan dengan tantangan pengasuhan di era modern. Sosialisasi ini menjadi salah satu langkah nyata mahasiswa KKN Kolaboratif dalam mendukung penguatan peran keluarga sebagai fondasi utama pembentukan karakter anak.
Instagram: kkn_sukosari210 TikTok: kkn_desasukosari
Pondok Pesantren Miftahul Waritsin kembali menggelar Rutinan Muslimat pada tanggal 6 Agustus tepatnya malam Rabu (pukul 19.00 WIB)2025, yang dihadiri puluhan jamaah dari berbagai kalangan. Dalam kesempatan ini, tema yang diangkat adalah Sosialisasi Pernikahan dan Antisipasi Talaq, yang dipandu oleh mahasiswa KKN Kolaboratif Jember Posko 210 Desa Sukosari.
Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan kepada para peserta tentang pentingnya membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, serta bagaimana mengantisipasi potensi perceraian. Pemateri juga menjelaskan secara rinci apa itu talaq, yaitu pernyataan cerai yang diucapkan suami kepada istri dengan lafaz yang jelas, yang memiliki konsekuensi hukum dalam syariat Islam.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan para jamaah memiliki bekal pengetahuan agama yang kuat, sehingga mampu menjaga keharmonisan rumah tangga serta meminimalisir terjadinya talaq di masyarakat.
Jember,
1 Agustus 2025 – Suasana hangat penuh kebersamaan terasa di Masjid Nurul
Majidiyah, Desa Sukosari, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur,
pada Jumat malam sabtu (1/08). Tepat
pukul 20.00 WIB, jamaah yang sebagian besar adalah kaum ibu mulai memadati
masjid untuk mengikuti kegiatan sosialisasi Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) yang digelar oleh Mahasiswa KKN Kolaboratif 2025.
Acara
dibuka dengan pembacaan doa dan sambutan singkat dari pengurus masjid,
dilanjutkan dengan penyampaian materi utama bertema “Pentingnya SADARI untuk
Deteksi Dini Kanker Payudara”. Mahasiswa dari universitas kesehatan menjelaskan
secara rinci bahwa SADARI merupakan langkah sederhana namun efektif untuk
menemukan tanda-tanda awal kanker payudara sebelum berkembang lebih lanjut.
Dalam
pemaparan, peserta diajak memahami waktu yang tepat melakukan SADARI, teknik
pemeriksaan yang benar, hingga gejala awal yang patut diwaspadai. Penjelasan
dilengkapi dengan demonstrasi langsung, sehingga jamaah dapat mempraktikkan
gerakan dan langkahnya secara tepat. Penyampaian materi juga dikaitkan dengan
nilai-nilai Islam, mengingatkan bahwa menjaga kesehatan tubuh adalah bagian
dari rasa syukur atas amanah yang Allah titipkan.
Antusiasme jamaah terlihat jelas dari perhatian penuh selama penyuluhan serta banyaknya pertanyaan yang diajukan, mulai dari faktor risiko, pencegahan, hingga mitos-mitos yang beredar di masyarakat. Kegiatan ditutup dengan sesi evaluasi singkat dan pesan motivasi agar para peserta mulai menerapkan SADARI di rumah masing-masing serta membagikan pengetahuan ini kepada keluarga dan lingkungan sekitar.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan kesadaran Masyarakat, khususnya kaum Muslimah terhadap pentingnya deteksi dini kanker payudara semakin meningkat. Pemberian edukasi kesehatan dan pembinaan keagamaan seperti ini bukan hanya memperkuat fisik dan kesehatan, tetapi juga memperkokoh iman dan rasa kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Sukosari, Jember 10 Agustus 2025, Jam 19:40.
Jember, 1 Agustus 2025 – Dalam rangka meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya perencanaan masa depan dan dampak negatif dari pernikahan usia dini, SMP dan SMK Miftahul Waritsin menyelenggarakan kegiatan sosialisasi bertema "Pencegahan Pernikahan Dini". Acara ini dilaksanakan pada Jumat pagi, pukul 08.00 WIB, bertempat di Masjid Miftahul Waritsin, dan diikuti oleh seluruh siswa dan siswi dari jenjang SMP dan SMK, serta para guru dan tenaga kependidikan.
Sosialisasi ini menghadirkan dua pihak sebagai pemateri utama, yakni “Sihel Kodim”, seorang tokoh lokal yang aktif dalam kegiatan sosial, serta “Mahasiwa-mahasiwi KKN Kolaboratif Jember”, sekelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jember yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah tersebut. Kehadiran keduanya memberikan nuansa edukatif yang kuat, memadukan perspektif akademis dan pengalaman lapangan dalam menyampaikan materi kepada para peserta.
Dalam pemaparannya, Pemateri menjelaskan bahwa pernikahan dini masih menjadi salah satu masalah sosial yang serius, khususnya di wilayah pedesaan. Ia memaparkan data dan fakta yang menunjukkan bahwa anak-anak yang menikah di usia terlalu muda cenderung mengalami berbagai persoalan, seperti putus sekolah, ketidaksiapan mental, gangguan kesehatan reproduksi, hingga meningkatnya risiko kekerasan dalam rumah tangga.
"Pernikahan itu bukan hanya soal cinta. Ada tanggung jawab besar yang tidak semua remaja siap menjalaninya. Usia muda adalah masa untuk belajar, membangun mimpi, dan mengejar cita-cita, bukan terbebani oleh persoalan rumah tangga," tegas Sihel Kodim dalam sesi utama sosialisasi.
Sementara itu, “Mahasiwa-Mahasiswi KKN Kolaboratif Jember” menyampaikan materi dengan pendekatan yang lebih komunikatif dan kekinian. Mereka menggunakan berbagai media interaktif seperti video edukatif, kuis digital, serta simulasi kasus yang mencerminkan realita kehidupan remaja masa kini. Para mahasiswa KKN juga membuka forum diskusi kelompok, sehingga para siswa lebih bebas dalam menyampaikan pendapat, bertanya, dan berbagi pengalaman.
Dalam salah satu sesi, mahasiswa KKN memaparkan tentang pentingnya pendidikan sebagai bekal utama dalam menghadapi masa depan. Mereka juga menekankan peran keluarga dan lingkungan dalam mendukung tumbuh kembang remaja agar tidak mudah terjerumus pada keputusan yang merugikan, termasuk menikah terlalu dini karena tekanan sosial atau ekonomi.
Kepala Sekolah SMP dan SMK Miftahul Waritsin, dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau menyebutkan bahwa pihak sekolah berkomitmen mendukung program-program edukatif semacam ini sebagai bagian dari upaya pembentukan karakter dan penguatan nilai-nilai kehidupan bagi siswa.
“Kami sangat berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin. Anak-anak perlu diberikan ruang untuk belajar tentang kehidupan, tidak hanya melalui pelajaran di kelas, tetapi juga melalui edukasi sosial yang relevan dengan tantangan zaman mereka,” ungkapnya. Antusiasme para siswa terlihat sepanjang kegiatan berlangsung. Mereka aktif bertanya, mencatat materi, bahkan berdiskusi secara terbuka dengan pemateri. Banyak dari mereka mengaku baru menyadari bahwa pernikahan dini bukanlah solusi dari masalah, melainkan bisa menjadi awal dari masalah yang lebih besar jika dijalani tanpa kesiapan yang matang.
Sosialisasi ini ditutup dengan sesi refleksi bersama, di mana siswa diminta menuliskan harapan dan cita-cita mereka dalam selembar kertas, sebagai pengingat bahwa masa depan mereka masih sangat panjang dan penuh peluang. Hasil tulisan itu akan dikumpulkan dan dibagikan kembali kepada siswa dalam bentuk dokumentasi untuk memotivasi mereka terus belajar dan berkembang.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai bahaya pernikahan dini serta pentingnya menjaga masa remaja sebagai periode untuk belajar, berkembang, dan merencanakan masa depan yang cerah. Pihak sekolah bersama Mahasiwa-Mahasiwi KKN Kolaboratif Jember berencana untuk melanjutkan kerja sama dalam program-program edukatif lainnya di masa mendatang.
Sukosari, 23 Juli 2025 - Mahasiswa KKN Kolaboratif 210 Jember, melaksanakan kegiatan upgrading data Administrasi Kependudukan (Adminduk) sebagai upaya pemutakhiran dan penyesuaian data kependudukan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendataan kematian, kelahiran, jenis pekerjaan, serta jumlah penduduk secara keseluruhan. Hasil dari upgrading data ini kemudian akan dipublikasikan di PPID Desa Sukosari. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dengan melibatkan perangkat desa, serta petugas pendataan dari desa. Rabu 23 Juli 2025, Mahasiswa KKN mendatangi perangkat desa untuk meminta data-data tersebut. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan data yang ada dengan kondisi real masyarakat di lapangan agar pelayanan publik, distribusi bantuan, serta perencanaan pembangunan dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran. Data jumlah penduduk dan data kematian penduduk didapatkan dari arsip desa sedangkan untuk data kelahiran didapatkan dari kader posyandu Desa Sukosari.
Pengolahan data dilakukan
menggunakan media Microsoft Excel, di mana data disajikan dalam bentuk chart
berwarna menarik untuk meningkatkan daya tarik visual sekaligus memperjelas
informasi. Tampilan visual ini terbukti memudahkan pembaca dalam memahami pola
dan tren demografi desa secara cepat dan akurat. Adapun hasil data yang
berhasil dihimpun menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Sukosari berjenis
kelamin perempuan mencapai 3.818 jiwa, sementara laki-laki berjumlah 3.617
jiwa. Kelompok usia terbanyak berada pada rentang 20–24 tahun dengan jumlah 537
jiwa, yang menunjukkan dominasi penduduk usia produktif.
Dalam kurun waktu 2024 hingga
Juli 2025, tercatat 116 kelahiran dan 66 kematian. Sementara itu, dalam hal
mata pencaharian, sebagian besar penduduk Desa Sukosari menggantungkan hidup
sebagai petani, buruh tani, serta pekerja pabrik. Upaya pendataan ini
diharapkan menjadi dasar penting dalam perencanaan pembangunan desa yang lebih
tepat sasaran, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pengembangan potensi lokal.
Pengambilan data
adminduk ke perangkat desa
Infografis Kependudukan Desa Sukosari, Kecamatan
Sukowono
Instagram: kkn_sukosari210 TikTok: kkn_desasukosari
Sukosari, Jember, 23 Juli 2025 - Mahasiswa Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Kolaboratif 210 yang saat ini tengah menjalankan program di Desa
Sukosari, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, turut ambil bagian dalam
kegiatan pembagian bantuan sosial (bansos) berupa beras Bulog kepada warga pada
hari ketujuh pelaksanaan KKN, tepatnya Rabu, 23 Juli 2025.Kegiatan tersebut
dimulai sejak pagi buta saat truk distribusi beras tiba di Balai Desa Sukosari.
Tanpa menunggu lama, para perangkat desa bersama mahasiswa KKN langsung bersiap
menyambut kedatangan truk dan mempersiapkan logistik untuk kegiatan distribusi
yang dimulai pada jam operasional kantor desa.
Antusiasme warga sangat tinggi. Sejak pagi, masyarakat
sudah berdatangan dan memadati halaman hingga area kantor desa untuk mengantri
mendapatkan jatah bansos. Antrian tampak sangat panjang, dan situasi sempat
cukup padat hingga sedikit molor menjelang waktu maghrib. Meskipun sistem
pembagian kali ini lebih kompleks dibandingkan sebelumnya, hal tersebut tidak
menyurutkan semangat panitia maupun mahasiswa. Koordinasi antara mahasiswa dan
perangkat desa berjalan cukup baik. Dengan semangat gotong royong dan pelayanan
penuh dedikasi, pembagian beras bansos akhirnya dapat diselesaikan seluruhnya
dalam satu hari.
Pembagian beras Bulog kepada Warga
Desa Sukosari
Kegiatan ini menjadi momen penting yang menunjukkan
sinergi positif antara mahasiswa KKN dan pemerintah desa. Dengan adanya
pendistribusian bantuan ini, mahasiswa KKN Kolaboratif 210 berharap kegiatan
semacam ini dapat terus rutin diselenggarakan sehingga mampu memberikan dampak
nyata bagi masyarakat Desa Sukosari.
Instagram: kkn_sukosari210 TikTok: kkn_desasukosari